Selasa, 08 Juli 2025

,

Saat Edukasi Melalui Blog Tak Diakui: Sebuah Refleksi Profesional

Rekam Medis Adipraa - Pemenuhan SKP telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) HK.01.07/MENKES/1561/2024. Dalam regulasi tersebut ditegaskan bahwa tenaga kesehatan wajib memenuhi kecukupan SKP dalam periode lima tahunan. Selain total SKP, pemenuhan harus memperhatikan proporsi ranah kegiatan, yakni untuk keadaan umum terdiri dari: Pembelajaran (45%), Pelayanan (35%), dan Pengabdian (5%). Sementara untuk keadaan khusus seperti daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK), komposisi berubah menjadi Pembelajaran (25%), Pelayanan (55%), dan Pengabdian (5%). Selain itu, terdapat pula ketentuan minimal SKP Pembelajaran per tahun sebesar 20% dari total SKP tahunan.

Salah satu ranah dalam pemenuhan SKP yang masih belum saya pahami sepenuhnya adalah ranah pengabdian. Dalam upaya memenuhi ranah pengabdian tersebut, saya mencoba melakukan penyuluhan melalui media sosial, yang termasuk dalam salah satu bentuk kegiatan yang dapat dipertanggungjawabkan secara profesional. Melalui blog ini, saya mencoba membagikan artikel yang berjudul “Cara Membuat Laporan Tabel 10 Besar Diagnosis Penyakit Menggunakan Menu Pivot Table di M. Excel” yang kemudian saya share juga di platform media sosial Facebook. Harapannya bisa memberikan manfaat bagi sesama tenaga kesehatan, khususnya dalam memahami teknik pelaporan data diagnosis penyakit. 
Saat Edukasi Melalui Blog Tak Diakui: Sebuah Refleksi Profesional
Saat Edukasi Melalui Blog Tak Diakui: Sebuah Refleksi Profesional

Tangkapan layar di atas menunjukkan hasil penilaian atas kegiatan penyuluhan melalui media sosial yang diajukan untuk memperoleh Satuan Kredit Profesi (SKP). Kegiatan tersebut berupa publikasi artikel berjudul “Cara Membuat Laporan Tabel 10 Besar Diagnosis Penyakit Menggunakan Menu Pivot Table di M. Excel” yang disebarkan melalui platform Blogspot dan Facebook. Dengan cakupan kegiatan bertaraf nasional, artikel ini sebenarnya memiliki relevansi tinggi dengan upaya peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, terutama dalam pemanfaatan teknologi untuk pengolahan data. Namun sayangnya, kegiatan ini mendapatkan nilai 0 SKP dengan status “Ditolak”. Alasan penolakan yang tercantum berasal dari Tim P2KB, yang menyebut bahwa lampiran yang disertakan tidak sesuai, sementara Komisi P2KB tidak memberikan catatan tambahan. 

Penolakan ini tentu menjadi evaluasi berharga, terutama dalam aspek kelengkapan dokumen administratif yang seringkali menjadi titik krusial dalam proses pengajuan SKP. Sayangnya, saya belum menemukan format standar lampiran yang benar-benar sesuai dengan ketentuan yang dimaksud oleh tim penilai. Hal ini membuat proses verifikasi terasa kurang jelas, terlebih bagi tenaga kesehatan yang ingin berkontribusi melalui media digital namun belum memiliki pedoman teknis yang eksplisit. Dengan adanya penolakan ini, saya menyadari pentingnya pemahaman yang lebih mendalam terhadap ketentuan P2KB serta perlunya informasi yang lebih terbuka mengenai standar dokumen pendukung yang diharapkan. Jika format yang sesuai bisa diperoleh, saya berniat mengajukan ulang kegiatan ini karena secara substansi, materi yang dibagikan sangat bermanfaat dan aplikatif di lapangan. Ketidakjelasan ini menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi kami yang mencoba menyumbangkan kontribusi melalui media digital.
Continue reading Saat Edukasi Melalui Blog Tak Diakui: Sebuah Refleksi Profesional

Selasa, 24 Juni 2025

Momentum Kebersamaan dan Harapan Baru di Pelantikan DPC PORMIKI Kota Yogyakarta

Rekam Medis Adipraa - Setelah sukses melaksanakan Musyawarah Cabang (Muscab) dan menetapkan susunan kepengurusan yang baru, tibalah momen penting yang ditunggu-tunggu, yaitu acara pelantikan Pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) PORMIKI Kota Yogyakarta. Pelantikan ini menjadi simbol dimulainya tanggung jawab baru bagi para pengurus terpilih dalam menjalankan roda organisasi selama periode 2025 hingga 2028. Saya pribadi merasa bersyukur dan bangga karena kembali mendapat amanah untuk ikut serta dalam jajaran kepengurusan kali ini, dipercaya mengemban peran sebagai sekretaris. 
Momentum Kebersamaan dan Harapan Baru di Pelantikan DPC PORMIKI Kota Yogyakarta
Momentum Kebersamaan dan Harapan Baru di Pelantikan DPC PORMIKI Kota Yogyakarta

Acara pelantikan diselenggarakan pada hari Rabu, 18 Juni 2025, bertempat di Hotel Sagan Heritage Yogyakarta yang berlokasi di kawasan Sagan, Yogyakarta. Tempat ini dipilih karena lokasinya berada di tengah kota. Menurut rundown, acara dijadwalkan dimulai pukul 15.30 WIB. Namun, seperti halnya berbagai kegiatan formal lainnya, waktu pelaksanaan sedikit mundur beberapa menit karena menunggu kehadiran beberapa tamu undangan penting yang belum tiba. Meski demikian, secara keseluruhan acara berlangsung dengan lancar dan khidmat. 

Setelah para tamu undangan memenuhi ruangan, acara dimulai dengan prosesi pelantikan yang menjadi inti acara. Para pengurus baru, termasuk saya, dipanggil satu per satu untuk maju ke depan dan mengucapkan ikrar pelantikan dengan penuh semangat dan komitmen. Momen ini menjadi sangat emosional dan menginspirasi karena terasa sekali bahwa kami semua hadir bukan sekadar sebagai nama dalam struktur, tetapi sebagai pribadi yang siap mengabdi untuk kemajuan profesi dan organisasi. 

Usai prosesi pelantikan, acara berlanjut dengan pemberian kenang-kenangan kepada para pengurus lama yang telah menyelesaikan masa baktinya. Suasana menjadi haru ketika satu per satu nama dipanggil dan diberikan cinderamata sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi yang telah mereka berikan selama ini. Acara ini menjadi pengingat bahwa keberhasilan organisasi hari ini tidak lepas dari kerja keras para pendahulu yang telah meletakkan fondasi yang kuat.

Sebagai penutup, digelar sesi ramah tamah yang diisi dengan makan bersama dan bincang-bincang santai antara pengurus lama dan baru serta para tamu undangan. Momen ini dimanfaatkan untuk mempererat hubungan antaranggota serta membicarakan rencana dan kolaborasi ke depan. Banyak harapan tertanam dalam kepengurusan baru ini—agar mampu membawa DPC PORMIKI Kota Yogyakarta menjadi organisasi yang semakin solid, adaptif terhadap perkembangan dunia profesi, serta aktif dalam meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan para anggotanya.

Pelantikan ini bukan hanya seremoni formal, melainkan awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan. Dengan semangat kebersamaan, profesionalisme, dan integritas, semoga kepengurusan periode 2025–2028 mampu menjawab ekspektasi dan amanah yang telah dipercayakan.
Continue reading Momentum Kebersamaan dan Harapan Baru di Pelantikan DPC PORMIKI Kota Yogyakarta

Minggu, 25 Mei 2025

COVID-19 Naik Lagi? Begini Peran Penting Perekam Medis di Rumah Sakit

Rekam Medis Adipraa - Bekerja sebagai perekam medis di rumah sakit bukan sekadar duduk di depan komputer dan input data pasien. Apalagi di era seperti sekarang, di mana ancaman penyakit menular seperti COVID-19 masih terus menghantui, walau status darurat globalnya sudah dicabut. Dari presentasi webinar yang saya ikuti, “Waspada, Lonjakan COVID-19 di Luar Negeri: Strategi Antisipasi di Indonesia” yang diselenggarakan Kemenkes pada 23 Mei 2025 lalu, menegaskan pentingnya kesiapan semua lini rumah sakit—termasuk lini rekam medis yang kadang sering luput dari sorotan.

COVID-19 Naik Lagi? Begini Peran Penting Perekam Medis di Rumah Sakit
COVID-19 Naik Lagi? Begini Peran Penting Perekam Medis di Rumah Sakit

Sebagai perekam medis, kita berada di balik layar tapi jadi ujung tombak dalam pencatatan dan pengelolaan informasi pasien. Ketika rumah sakit dituntut untuk sigap menghadapi lonjakan kasus, kita yang mengolah data seperti jumlah pasien COVID-19 aktif, hasil swab, kebutuhan ventilator, sampai riwayat perawatan jangka panjang mereka. Dari data itu, manajemen bisa mengambil keputusan cepat: apakah perlu membuka ruang isolasi tambahan, atau mengaktifkan kerja sama dengan RS jejaring pengampuan PIE. 

Dalam webinar tersebut juga dijelaskan pentingnya surveilans berbasis laboratorium dan sindrom. Nah, data-data surveilans itu tidak akan berguna kalau tidak dicatat dan disimpan dengan baik. Di sinilah rekam medis berperan penting. Kita membantu menjaga kesinambungan informasi, memastikan tiap pasien dengan gejala ILI (Influenza Like Illness) atau SARI (Severe Acute Respiratory Infection) tercatat dan bisa ditelusuri riwayatnya—kalau perlu untuk keperluan penelitian atau pelaporan ke dinas kesehatan. 

Terkait soal data, sistem informasi rumah sakit zaman sekarang juga makin kompleks. Ada platform seperti Allrecord-TC19, sistem SKDR, dan dashboard PIE berbasis digital. Sebagai perekam medis, kita harus update dengan sistem ini, karena input data yang teliti dan real-time bisa membantu mempercepat deteksi dini kasus-kasus penyakit menular. Kadang rasanya seperti menjadi detektif kesehatan: menyusun potongan-potongan informasi yang nantinya bisa menyelamatkan banyak nyawa. 

Selain itu, bagian dari kesiapan RS menghadapi ancaman wabah juga meliputi pelatihan dan simulasi—dan kita pun bisa terlibat. Pelatihan pemulasaraan jenazah PIE misalnya, atau pelatihan pengisian form kasus infeksi emerging, ini semua butuh kolaborasi dengan tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) dan tim surveilans. Jadi, jangan heran kalau profesi perekam medis semakin sering diajak duduk bersama dengan dokter, perawat, bahkan kepala RS saat perencanaan penanggulangan wabah. 

Profesi perekam medis itu punya peran yang tidak kalah penting dengan profesi medis lainnya di rumah sakit. Di tengah pandemi yang belum benar-benar reda, pekerjaan kita bukan cuma soal laporan statistik, tapi soal membantu rumah sakit tetap berjalan di tengah krisis. Kita mungkin tak memakai jas putih atau stetoskop, tapi data yang kita kelola bisa jadi dasar penyelamatan ribuan pasien. Jadi, mari kita terus belajar, update ilmu, dan bangga jadi bagian dari sistem kesehatan Indonesia.
Continue reading COVID-19 Naik Lagi? Begini Peran Penting Perekam Medis di Rumah Sakit